Selamat datang di Kawasan Penyair Jakarta. Terima kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 11 Oktober 2007

Alex R.Nainggolan

Lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku sempat nyasar di Horison, Jurnal Puisi, Kompas, Republika, Suara Pembaharuan, Jawa Pos, Sabili, Annida, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, NOVA, On/Off, dan lain-lain. Pernah dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi di
LPM PILAR FE Unila. Karyanya termuat dalam antologi Grafitti Imaji (2002), Puisi Tak Pernah Pergi (2003), Muli (2003) Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (kumpulan cerpen,2004). Beberapa kali memenangkan lomba penulisan artikel, sajak, cerpen, karya ilmiah terakhir di Radar Lampung (juara III, 2003), Majalah Sagang – Riau (juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se- SumbagSel yang digelar ROIS FE Unila (2004). Salah satu puisinya :


Mencari Ibu

berapa banyak ibu tumbuh jadi bayangan dalam hariku ?
maka aku pun mencarinya, di atas tanah, sepanjang jalan,
di bawah hujan., tapi selalu kutemukan bentuk ibu-ibu yang lain
menggendong matahari, menancapkan kesakitan di tubuhnya sendiri, atau menyusui bayi yang paling purba
aku kehilangan tanda mencarinya, cuaca kembali datang dengan bencana
yang tak mudah diterka
ibu, ibu, di mana kamu ? seperti masuk ke dalam sesat jalan langkahku
tak ada jawaban, cuma hening yang tak bergeming, menyimpan seluruh masa lalu yang bening

aku mencari ibu di dalam tubuh rempuan
tapi yang kutemukan hanya rahim-rahim yang kosong
kehilangan benih, di sudut-sudut kota berkerumun dengan darah aborsi

aku mencari ibu di tubuh istri-istri
tapi cuma kutukan nyali birahi yang ada
mendekap malam-malam yang penuh keranda

aku mencari ibu lagi, di antara getar suara ponsel
surat-surat yang kutumpuk di lemari pakaian, atau sisa uang untuk belanja
hari ini. tak ada ibu di sana, di pohon-pohon apel
yang ada cuma ulat-ulat, merakit sekarat
tempat adam belajar kata cinta pada hawa
dan menggapai dunia

ibu, di mana kamu ? seperti kundang, tak henti-henti kupanggul kutuk ini
tak kutemukan ibu. hanya patung-patungnya dibangun di penjuru kota

Jakarta, 2004

Tidak ada komentar: